Setiap kali ada kasus prostitusi yang sedang hangat diperbincangkan, biasanya akan muncul pernyataan atau komentar bahwa “pekerja seks komersial (PSK) adalah profesi tertua di dunia.” Pernyataan ini menggambarkan betapa sulitnya memberantas prostitusi karena akarnya sangat kokoh.
Pernyataan itu pertama kali disebutkan oleh penulis Rudyard Kipling pada tahun 1889. Tulisan Kipling tentang pelacur India, On the City Wall (Januari 1989), dengan referensi mengutip dari alkitab. Kipling menulis artikel dimulai dengan kalimat, “Lalun adalah anggota dari profesi paling tua di dunia. Lilith adalah nenek buyutnya, dan itu sebelum zaman Hawa …”
Frase tersebut akhirnya digunakan pada tahun 1900-an, seiring meningkatnya perdebatan untuk membasmi prostitusi, kalangan medis mulai menggunakan frase dengan inti makna bahwa protistusi merupakan profesi tertua.
Penyebutan pelacuran yang paling awal dalam catatan berasal dari tahun 2400 SM. Karkid, kata Sumeria untuk pelacur wanita muncul dalam daftar profesi dari periode itu. Praktik keagamaan Mesopotamia kuno tampaknya telah secara efektif melahirkan perdagangan seks. Bangsa Sumeria menyembah Ishtar, dewi cinta, kesuburan, dan perang, kembali lahir sebagai perawan setiap pagi, mengabulkan keinginan setiap malam.
Kemungkinan besar para wanita yang melayani dewa ini akan menggunakan “kekuatan suci” (tubuh mereka) dengan imbalan uang yang didapatkan dari sumbangan di kuil. Kata “prostitusi” tertulis dalam kode hukum tertua yang masih bertahan, Code of Hummarabi, yang berasal dari tahun 1780 SM. Dalam hukum 178, secara khusus menyebutkan hak-hak pelacur dan keturunan mereka, mengenai warisan, dan dukungan finansial.
Pada 1075 SM dalam hukum Assyrian Law Code (hukum a36), seorang pelacur diminta untuk membedakan diri dari wanita lain dengan mematuhi aturan berpakaian. “Para wanita yang bepergian keluar rumah wajib menggunakan penutup kepala (jilbab), sedangkan harlot (pelacur) tidak boleh terselubung (berjilbab)”.
Di Yunani Kuno, praktik prostitusi banyak ditemui, khususnya di pelabuhan-pelabuhan yang merupakan pusat kegiatan perekonimian. Pada abad ke-6 SM, rumah bordil pertama dibangun oleh Solon, seorang negarawan Athena. Prostitusi melibatkan dua jenis kelamin, wanita dari segala usia sedangkan pria muda (umumnya budak) menjadi pelacur, pelanggan didominasi oleh pria.
Ketika Gereja Katolik memperoleh kekuasaan, seks di luar nikah menjadi berdosa, meskipun pelacuran masih ditoleransi dengan alasan nafsu birahi yang tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah. Pada abad pertengahan, sebagian besar kota-kota di Eropa memperbolehkan praktik pelacuran hanya di rumah bordil, selain di tempat itu akan dihukum.
Awal prostitusi dilarang keras
Pada 1490-an, epidemi Sifilis dimulai, dan menyapu seluruh Eropa selama hampir seabad, membawa gelombang pasang melawan prostitusi. Pada 1560, Prancis menghapus rumah bordil, empat tahun sebelumnya Henry VIII telah mengeluarkan proklamasi kerajaan yang mengakhiri toleransi Inggris terhadap pelacuran. Pada tahun 1586, Paus Sixtus V menyatakan hukuman mati akan diberlakukan untuk pelacuran, dan berharap peraturannya dilaksanakan di seluruh dunia Katolik.
Walaupun dilarang keras oleh agama dan pemerintah, praktik ini masih berlanjut hingga sekarang. Dimulai pada abad ke-16, praktik ini menjadi perdagangan “bawah tanah”. Sampai sekarang pun PSK menjajakan diri secara sembunyi-sembunyi, walaupun tidak dipungkiri masih ada pejabat nakal yang memberi izin prostitusi.
Benarkah prostitusi profesi tertua di dunia?
Manusia telah menukar uang atau barang dengan seks selama ribuan tahun. Bahkan Alkitab menyebutkan banyak orang Israel memiliki banyak selir, biasanya dipandang sebagai pelacur atau istri dengan status lebih rendah. Menurut 1 Raja-raja 11:3 (TB), Raja Salomo memiliki “700 istri… dan 300 selir.”
Apakah prostitusi menjadi profesi tertua di dunia tergantung bagaimana Anda mendefinisikannya. Permasalahannya, jika mendefinisikan pelacuran hanya sebatas praktik menukar seks dengan uang atau barang, fakta ilmiah mengungkapkan binatang juga melakukan hal itu. Simpanse jantan yang tinggal di Pantai Gading memberikan daging kepada betina lain untuk ditukar dengan seks – berdasarkan hasil pengamatan.
Dalam satu percobaan, monyet capuchin diajari menggunakan cakram perak sebagai semacam uang logam (bisa ditebus dengan anggur), dan tidak lama kemudian satu monyet menukar salah satu token dengan seks.
Tidak hanya itu, peneliti Fiona Hunter dari Cambridge University mengamati bahwa penguin betina di Antartika juga kerap melayani kebutuhan seks pejantan lain yang bukan pasangannya untuk mendapatkan batu dan kerikil untuk membuat rumah. “Batu adalah mata uang berharga bagi kehidupan penguin”, jelas Dr Fiona.
Kesimpulan
Tidak dipungkiri bahwa praktik prostitusi sudah ada sejak awal peradaban manusia, tetapi belum bisa dipastikan apakah hal ini memang menjadi profesi tertua. Ada profesi tertua yang tidak boleh dikesampingkan yaitu penjahit. Kisah nabi Idris dikenal sebagai manusia pertama yang pandai menjahit menggunakan jarum. Bahkan kisah tertua mengatakan Siti Hawa menenun dan memintal kapas, lalu dijahit menjadi pakaian yang digunakan Adam dan Hawa.
Sekoci Hoaxes. Filter Ekosistem Informasi!
0 Comments