Ventriloquism, Kisah Boneka Berbicara Hingga Dianggap Praktik Setan


Seniman ventriloquism atau ventriloquist Ria Enes adalah salah satu ahli mengolah suara perut yang berhasil “menghidupkan” karakter Susan (boneka). Ria menjelaskan bahwa semua berawal pada tahun 1991, saat dirinya menjadi penyiar radio di Surabaya.

Saat itu ia sudah memerankan karakter Susan, tetapi karena siaran di radio tidak ada secara fisik (boneka), hanya suara Susan. Para pendengar ternyata banyak yang tertarik dengan figur Susan yang akhirnya muncul fisik (boneka) Susan yang kita kenal saat ini.

Suara Susan merupakan hasil dari olah suara perut yang menciptakan ilusi bahwa suara berasal dari boneka atau biasa disebut wayang, yang dikendalikan oleh dalang. Kemampuan berbicara suara perut juga disebut “melempar” suara.

Ria Enes dan Susan. Instagram

Awalnya, ventriloquist merupakan praktik keagamaan bagian dari kekuatan spiritual yang berkembang di masyarakat Semit, Yunani, Romawi, dan Mesir Kuno. Nama ini berasal dari bahasa Latin untuk berbicara dari perut, yaitu venter (perut) dan loqui (berbicara).

Pergeseran dari bicara dari perut sebagai manifestasi kekuatan spiritual menuju ventriloquist sebagai seni hiburan terjadi pada abad kedelapan belas. Seniman ventriloquist awal yang paling terkenal berasal dari 1754 di Inggris, Sir John Parnell, berbicara menggunakan objek tangannya.

Pada tahun 1757, Baron de Mengen dari Austria tampil dengan boneka kecil. Pada akhir abad ke-18, pertunjukan ventriloquist merupakan bentuk hiburan yang mapan di Inggris, meskipun sebagian besar seniman menggunakan suara mereka untuk membuatnya tampak seperti berasal dari jauh, belum menggunakan boneka.

Pada awal tahun 1900-an, ventriloquist menjadi pertunjukkan yang cukup populer di Amerika Serikat. Dalam kurun waktu itu, muncul seorang seniman yang menjadi terkenal dalam waktu singkat. Namanya Edgar Bergen bersama bonekanya yang diberi nama Charlie McCarthy.

Sosok Charlie mirip anak laki-laki berusia 9 atau 10 tahun. Tangan boneka itu nampak sangat nyata, dia memiliki mulut yang sangat ekspresif, dan sangat berbeda dari boneka ventriloquist biasa. Selain itu, matanya memantulkan kekosongan yang aneh dan bahkan menakutkan.

Charlie terbuat dari kayu dan plastik, dengan rambut manusia dan mata dari kaca, dan memakai kain sintetis dan pakaian katun, kardus dan topi bulu, kacamata berlensa kaca, dan sepatu kulit. Ia layaknya anak laki-laki manusia.

Boneka ventriloquist Charlie McCarthy asli yang digunakan oleh Edgar Bergen. Sumber: American History.
Edgar Bergen bersama Charlie McCarthy

Sebuah cerita beredar mengatakan bahwa Charlie sebenarnya adalah bukan boneka, tetapi anak laki-laki sungguhan (manusia). Banyak yang percaya bahwa boneka itu berbicara tanpa menggerakkan bibirnya karena sihir dan ketenarannya dikaitkan dengan kemungkinan pengaruh setan. Situasi tersebut sampai pada titik di mana banyak orang tua melarang anaknya untuk menonton pertunjukan mereka.

Suatu malam selama tur di New York, seseorang mengetuk pintu kamar Edgar, tetapi tidak ada yang menjawab. Kemudian, polisi dipanggil untuk mengecek lokasi. Saat masuk, polisi menemukan Edgar telah terbunuh dengan beberapa luka tusukan, serta leher patah dan mata sobek. Terlebih lagi, ada peti tertutup di sampingnya.

Di dalam peti itu, polisi menemukan Charlie. Setelah diperiksa, mereka menyadari bahwa itu bukanlah boneka, tetapi anak laki-laki manusia dengan topeng lateks yang mengerikan menutupi wajahnya yang kecil dan pucat. Kasus itu menjadi misteri karena tidak diketahui siapa pembunuh Edgar dan identitas asli Charlie.

Cerita itu banyak beredar di internet bagian dari viralisasi sejarah. Jika Anda pernah membaca kisah ini dan mempercayainya, mulai sekarang perbaiki paradigma Anda. Cerita ini hanyalah creepypasta yang diciptakan oleh seorang blogger Meksiko bernama Syd Rodriguez.

Dengan judul La leyenda del ventrĂ­locuo, cerita yang sepenuhnya fiksi ini diterbitkan oleh Syd, di blognya (Dark Syd Of The Moon), pada 29 Februari 2012. Berikut tulisan Syd tentang ceritanya:

Ini terjadi pada saya sebelum saya memulai sebuah cerita, dan selama prosesnya, jauh melampaui apa yang biasanya saya tulis secara teratur. Saya tahu ini Blogger, bukan Twitter, dengan batasan 140 karakter. Faktanya, pesan singkat tidak baik untuk saya, saya tidak terlalu suka menulisnya, juga tidak mungkin untuk menerbitkan enam lembar teks. Jadi, lebih baik mempublikasikannya sebagai halaman, dan jika ada yang ingin melihatnya… Selamat datang!

Ini adalah cerita yang menjadi titik awal untuk menulis cerita horor, yang merupakan proyek yang saya pikirkan sejak lama. Namun, karena saya belum pernah menulisnya, saya perlu berlatih dulu. Ini adalah awal dari proyek yang akan segera diluncurkan. Ini adalah cerita yang berlatar tahun 1920, khususnya pada tanggal 29 Februari, tentang seorang ahli perut misterius dan bonekanya yang mengganggu: Edgar.

Cerita fiksi Syd Rodriguez menjadi noktah hitam bagi seni ventriloquist, terutama bagi mereka yang mempercayai cerita itu. Boneka ventriloquist dianggap sebagai jelmaan dari jiwa anak manusia yang dikuasai setan, bagian dari praktik iblis.

Nyatanya ventriloquist sejatinya adalah seni mengolah suara perut, boneka menjadi wayangnya. Suara tercipta dengan menerapkan tekanan dari diafragma ke pita suara, yang memerlukan kontrol napas yang sangat baik. Semua dilakukan dengan latihan rutin dan tidak sembarangan.

Seorang ahli bicara perut menggunakan vokal normal dan pernapasan, dikombinasikan dengan penggunaan suara pengganti yang meminimalkan gerakan bibir dan dengan demikian menyamarkan seakan boneka yang berbicara, seniman berdialog dengan bonekanya.

Mungkin ahli bicara perut paling terkenal di dunia adalah orang Amerika, Edgar Bergen (1903-1978). Dalam perjalanan karir yang panjang dan termasyhur yang mencakup vaudeville (Variety), radio, film, dan televisi, ia menciptakan karakter selebriti seperti Charlie McCarthy, Mortimer Snerd, dan Effie Klinker, yang pada dasarnya hanya memanfaatkan gerakan rahang bawah pada karakter terkenal ini.

Di Indonesia, masyarakat mengenal Ria Enes dan karakter Susan, dekade 1990-an. Selain Ria Ernes, Indonesia memiliki beberapa seniman ventriloquist, seperti Gatot Sunyotodan, Kak G Man, dan legenda ventriloquist Gatot Soenjoto bersama boneka-nya Tongki.

Sekoci Hoaxes. Filter Ekosistem Informasi!

What's Your Reaction?

hate hate
0
hate
Angry Angry
1
Angry
confused confused
1
confused
fail fail
1
fail
fun fun
0
fun
geeky geeky
0
geeky
love love
0
love
lol lol
0
lol
omg omg
0
omg
win win
0
win

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Kategori: HOAX

ARTIKEL TERBARU

Ventriloquism, Kisah Boneka Berbicara Hingga Dianggap Praktik Setan