Beredar tips kesehatan di internet yang mengklaim manfaat bawang merah yang ditempelkan di telapak kaki mampu menyerap racun dalam darah.
Berikut artikel berita dari tribunnews.com, liputan6.com, dream.co.id, okezone.com, brillio.net.
Satu metode pengobatan di Tiongkok, menggunakan bawang merah untuk membuka jalur-jalur listrik (meridian) di dalam tubuh, yang bertujuan membantu memurnikan organ internal.
Caranya, bawang merah (atau juga bawang putih), dipotong melintang lalu ditempelkan pada telapak kaki.
Penempelan ini dilakukan selama paling sedikit empat jam. Jadi waktu terbaik adalah di saat Anda tidur di malam hari.
Agar bawang bisa tertempel dengan baik, bisa direkatkan dengan bantuan perban atau kenakan kaus kaki.
Inilah beberapa manfaat bawang merah (dan putih) bagi kesehatan.
Pertama, membersihkan darah. Saat Anda tidur, asam fosfat dari bawang diserap melalui trans-dermal pada telapak kaki dan masuk ke pembuluh. Asam fosfat mampu memurnikan dan menyerap racun dalam darah.
Terbukanya meredian, juga dapat membantu membunuh bakteri, kuman dan patogen.
Dalam haL ini, yang terbaik sebenarnya adalah bawang putih. Namun bawang merah pun memiliki khasiat yang tak kalah bagus.
Tatkala Anda tidak beraktivitas, kandungan yang terdapat dalam bawang yang ditempelkan pada telapak kaki (baik merah maupun putih), akan mengisap bakteri berbahaya (dan juga racun) dari dalam tubuh.
Di luar tubuh, bawang merah dapat berfungsi memurnikan udara.
Di Tiongkok, Jepang, dan beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat, ada kebiasaan menyimpan potongan-potongan bawang dan meletakkannya di sudut ruangan yang strategis.
Udara dimurnikan dari bakteri- bakteri dan virus, terutama yang bisa menyebabkan penyakit-penyakit ringan seperti flu dan sebagainya.
HOAX
ANALISIS
Klaim bahwa bawang merah mampu menyerap bakteri dalam darah hanyalah omong kosong, bawang tidak dapat menyerap racun atau bakteri juga tidak membersihkan darah. Menempelkan bawang ke talapak kaki Anda mungkin akan membuat Anda terlihat konyol dan itu pastinya tidak akan menyerap penyakit.
Pesannya itu adalah konsep dari versi lama yang diubah dari pesan kesehatan lain yang mengklaim bahwa meletakkan bawang di sekitar ruangan akan menyerap virus flu dan mencegah Anda dari dari serangan penyakit. Bawang memang mungkin memiliki beberapa sifat positif yang bermanfaat bagi kesehatan Anda, tapi untuk benar-benar mendapatkan manfaatnya Anda harus memakannya.
Pesan bahwa bawang mampu menyerap racun atau bakteri adalah klaim palsu, begitu juga dengan pesan menempatkan bawang dalam ruangan dapat mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh. Pesan itu berawal ketika wabah pes melanda Inggris, penduduk setempat mencoba meletakkan bawang di sekitar ruangan rumah untuk melindungi mereka terserang wabah. Bahkan cerita palsu mengklaim sebuah keluarga selamat dari efedemi flu pada tahun 1919 karena menempatkan bawang di sekitar rumah mereka.
Berikut cerita yang beredar:
Keyakinan pada bawang mampu menyerap virus dan bakteri tidak ada memiliki dasar ilmiah apapun. Menempatkan bawang di telapak kaki mampu menyerap racun dalam darah tidak masuk akal dan terdengar seperti lelucon yang terdengar konyol.
Berikut catatan dari Dr Joe Schwarcz dari McGill University Office untuk Sains dan Masyarakat:
[… ..]
Apakah masuk akal bahwa bawang dapat menarik “kuman” dari tubuh? Tentu saja tidak.
[… ..]
Terminologi bahwa bawang sebagai “magnet bakteri” tidak masuk akal. Tidak ada makanan yang menarik bakteri, tentu saja walaupun beberapa lebih mungkin untuk mendukung pertumbuhan bakteri sekali terinfeksi.
Sebuah catatan artikel di website Kitchen The Chemist tentang kemampuan bawang mampu menarik bakteri, sepakat dengan pandangan Dr Schwarcz.
Virus influenza sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui perantara udara oleh pasien saat batuk atau bersin . Virus ini juga ditemukan pada tangan seseorang yang terinfeksi dan pada permukaan kulit mereka telah menyentuh (gagang pintu, handuk, mainan, dll).
Pesan tentang bawang mampu menyerap bakteri dan kuman telah beredar sejak lama dalam banyak versi.
[1956]
Bawang dipotong dan ditempatkan di kaleng-piring tua. Kemudian Anda letakkan di ruangan dimana anak yang sedang sakit tidur. Bawang menari masuk virus bakteri ke dalam dirinya, dan ketika anak sudah dalam kondisi yang lebih baik Anda harus mengambil untuk melihat bahwa bawang benar-benar telah menghanguskan.
[1964]
Ketika flu datang, saya memotong bawang di piring dan ditempatkan di setiap kamar. Itulah yang membuat pilek pergi … Semua kuman terserap masuk ke mereka.
[1978]
Aku ingat ketika ibuku menempatkan bawang di jendela dengan dihiasi potongan bawang. Dia bersumpah tentang legenda bahwa bawang mampu menangkap kuman masuk dan memurnikan udara.
Bahkan kepercayaan tentang manfaat bawang pernah ada sebelumnya dari tahun 1900 yang merupakan mitos kebiasaan lama yang akhirnya berkembang hingga sekarang.
[Chambers Journal, 1900]
Di desa-desa terpencil terkadang melihat sebuah kebiasaan lama yang pada intinya adalah bijaksana, meskipun para pelaku tidak mengetahui mengapa atau untuk apa. Mereka menempatkan piring penuh irisan bawang di sisi setiap tempat tidur atau peti mati diletakkan di tubuh orang mati yang memiliki penyakit infeksi. Praktek ini didasarkan pada pengamatan manfaat menghitamkan bawang dan pengalaman praktis dari kegunaan di luar kebiasaan, bukan pada pengetahuan ilmiah. Tapi kuman tertarik hingga bawang menghitam, dan menetap, hasilnya menjadikan warna bawang berubah dan pemurnian dari udara dalam ruangan. Cerita ini sebenarnya berasal dari sebuah rumah dimana tali bawang dimaksudkan untuk dijual lalu digantung untuk menghindari epidemi cacar, yang menyerang rumah-rumah tetangga.
[Los Angeles Times, 1913]
Dalam kamar ketika sakit, kamu tidak dapat mendapatkan desinfektan yang lebih baik daripada bawang. Ini memiliki kapasitas yang efisien untuk menyerap kuman. Irisan bawang dihidangkan di ruangan kamar dan akan menarik penyakit; bawang harus segera diganti dengan yang lebih segar setelah baunya hilang dan menjadi berubah warna.
[The Chicago Defender, 1922]
Di desa-desa terpencil kebiasaan lama masih dijalankan dengan menempatkan sepiring penuh irisan bawang di samping tempat tidur atau peti mati dari setiap orang yang telah meninggal karena takut penyakit menular. Meskipun mereka yang menjalankan praktek ini tidak bisa menjelaskannya, kenyataannya adalah bahwa bawang mentah dapat membunuh kuman dan memurnikan udara yang terinfeksi dari ruang kematian.
Kesimpulan: Klaim bahwa bawang yang ditempelkan pada telapak kaki mampu menyerap racun dalam darah hanyalah omong kosong dari mitos lama yang semakin berkembang tanpa dasar ilmiah apapun. Klaim palsu lainnya juga tidak lepas dari kebiasaan lama yang menempatkan bawang di ruangan yang dipercaya mampu menyerap bakteri dan kuman juga mampu memurnikan udara dalam ruangan. Bawang tidak dapat menyerap racun dalam tubuh ataupun bakteri dan kuman di dalam ruangan. Klaim apapun yang menyangkut kesehatan harus berdasarkan bukti ilmiah dari hasil penelitian para ahli, bukan mitos yang berkembang di masyarakat.
Salam Icokes. Indonesian Hoax Buster!
Referensi:
Hoax-Slayer (Spurious Health Tip – Onion on Feet to Take Away Illness)
Snopes (FALSE: Onions vs. Flu)
Hoax-Net (Non, les oignons dans les chaussettes ne font pas de miracle.)
0 Comments